Tingkat Daya Saing
Tingkat
daya saing ekspor komoditi perkebunan Indonesia dengan 4 negara ASEAN yaitu
Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Metode analisa daya saing yang
digunakan adalah indikator Revealed Comparative Advantage (RCA). Komoditi
ekspor yang akan diteliti yaitu cengkeh, jahe, jambu mete, biji jarak, biji
kakao, kapas, pala-kapulaga, kayu manis, karet alam, kelapa, minyak
sawit, kopi (green coffee), lada (white/long/black), panili, tebu, teh
dan tembakau. Periode yang diteliti adalah tahun 1994 sampai 2003 atau selama
10 tahun. Negara yang diteliti meliputi Indonesia, Malaysia, Philipina,
Singapura dan Thailand. Penelitian ini menggunakan Spearman Rank Correlation
untuk meneliti korelasi RCA antara Indonesia dengan negara ASEAN
lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tingkat daya
saing tinggi dalam ekspor perkebunan dengan nilai rata-rata RCA dari 17
komoditi ekspor utama perkebunan sebesar 10,47. Peringkat lima besar komoditi
dengan rata-rata RCA tertinggi adalah minyak sawit (25,39), kayu manis (24,6),
lada (23,26), kapulaga-pala (18,86) dan panili (17,46). Jika dibandingkan
dengan 4 negara ASEAN lainnya, Indonesia memiliki tingkat daya saing tertinggi
dalam ekspor perkebunan. Nilai rata-rata RCA masing-masing adalah 10.7
(Indonesia), 3.8 (Malaysia), 0.19 (Phillipina), -0.93 (Singapura) dan 2.32
(Thailand). Dari analisa Spearman Rank Correlation dapat disimpulkan bahwa RCA
Indonesia tidak memiliki korelasi dengan negara ASEAN yang diteliti. Hal
tersebut menunjukkan bahwa secara umum ketiga negara yang diteliti (Thailand,
Phillipina dan Malaysia) bukan merupakan pesaing bagi Indonesia dalam ekspor
komoditas perkebunan
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar