Pembangunan Indonesia Bagian Timur
Hasil pembangunan ekonomi nasional selama pemerintahan
orde baru menunjukkan bahwa walaupun secara nasional (pada tingkat makro) laju
pertumbuhan ekonomi nasional rata-rata per tahun tinggi, namun pada tingkat
meso atau regional proses pembangunan selama itu telah menimbulkan suatu
ketidakseimbangan pembangunan yang menyolok antara indonesia bagian barat (IBB)
dan indonesia bagian timur (IBT). Dalam berbagai aspek pembangunan ekonomi dan
sosial, IBT jauh tertinggal dibanding IBB.
Tahun 2001 merupakan tahun pertama pelaksanaan otonomi
daerah yang akan dilakukan secara serentak di seluruh wilayah indonesia.
Pelaksanaan otonomi daerah tersebut diharapkan dapat menjadi suatu langkah awal
yang dapat mendorong proses pembangunan ekonomi di IBT yang jauh lebih baik
dibanding pada masa orde baru. Hanya saja, seperti di kawasan lainnya di
indonesia, keberhasilan pembangunan ekonomi di IBT sangat ditentukan oleh
kondisi internal yang ada, yakni berupa sejumlah keunggulan atau kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki wilayah tersebut.
1. Keunggulan Wilayah Indonesia
Bagian Timur
Keunggulan atau kekuatan yang dimiliki IBT terutama
adalah sebagai berikut.
1. Kekayaan sumber daya
alam (SDA).
2. Posisi geografis yang
strategis.
3. Potensi lahan pertanian yang
cukup luar
4. Potensi sumber daya manusia
(SDM).
Sebenarnya dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki
IBT tersebut di atas, kawasan ini sudah lama harus menjadi suatu wilayah di
indonesia di mana masyarakatnya makmur dan memiliki sektor pertanian, sektor
pertambangan, dan sektor industri manufaktur yang angat kuat. Namun, selama ini
kekayaan tersebut di satu pihak tidak digunakan secara optimal dan di pihak
lain kekayaan tersebut diexploited oleh “pihak luar” yang tidak
memberi keuntungan ekonomi yang berarti bagi IBT itu sendiri.
2. Kelemahan Wilayah Indonesia Bagian
Timur
Disamping memiliki berbagai keunggulan di atas, IBT
juga memiliki berbagai kelemahan yang membutuhkan sejumlah tindakan pembenahan
dan perbaikan. Kalau tidak, kelemahan-kelemahan tersebut akan menciptakan
ancaman bagi kelangsungan pembangunan ekonomi di kawasan tersebut. Berbagai kelemahan
dan kekurangan yang masih dimiliki IBT diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Kualitas sumber daya
manusia yang masih rendah.
2. Keterbatasan sarana
infrastruktur.
3. Kapasitas kelembagaan
pemerintah dan publik masih lemah.
4. Partisipasi masyarakat dalam
pembangunan masih rendah.
3. Tantangan dan Peluang
Di samping pengaruh kondisi internal, pembangunan
ekonomi di IBT juga mengahadapi berbagai macam tantangan, yang kalau dapat
dihadapi/diantisipasi dengan persiapan yang baik bisa berubah menjadi sejumlah
peluang besar. Salah satu peluang besar yang akan muncul di masa mendatang
adalah akibat liberalisasi ini akan membuka peluang bagi IBT, seperti juga IBB,
untuk mengembangkan aktivitas ekonomi dan perdagangan yang ada di daerahnya masing-masing.
4. Langkah-langkah yang Harus
Dilakukan
Pada era otonomi daerah dan dalam menghadapi era
perdagangan bebas nanti, IBT harus menerapkan suatu strategi pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan yang mendorong pemanfaatan sebaik-baiknya semua keunggulan-keunggulan
yang dimiliki kawasan tersebut tanpa eksploitasi yang berlebihan yang dapat
merusak lingkungan. Dalam new development paradigm ini, ada
sejumlah langkah yang harus dilakukan, diantaranya sebagai berikut.
a. Kualitas sumber daya manusia
harus ditingkatkan secar merata di seluruh daerah di IBT. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia harus merupakan prioritas utama dalam kebijakan pembangunan
ekonomi dan sosial di IBT.
b. Pembangunan sarana
infrastruktur juga harus merupakan prioritas utama, termasuk pembangunan
sentra-sentra industri dan pelabuhan-pelabuhan laut dan udara di
wilayah-wilayah di IBT yang berdasarkan nilai ekonomi memiliki potensi besar
untuk dikembangkan menjadientreport.
c. Kegiatan-kegiatan ekonomi
yang memiliki keunggulan komparatif berdasarkan kekayaan sumber daya alam yang
ada harus dikembangkn seoptimal mungkin, di provinsi di IBT harus
berspesialisasi dalam suatu kegiatan ekonomi yang sepenuhnya didasarkan pada
keunggulan komparatif yang dimiliki oleh masing-masing daerah/provinsi.
d. Pembangunan ekonomi di IBT
harus dimotori oleh industrialisasi yang dilandasi oleh keterkaitan produksi
yang kuat antara sektor industri manufaktur dan sektor-sektor primer, yakni
pertanian dan pertambangan.
SSumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar